Nama :
Luh Gede Yoni Asta Suri
NIM :
P07134011007
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Denpasar
Tugas Komunikasi
Soal.
1. Jelaskan
pengertian dari jenis – jenis komunikasi yang ada!
2. Studi
Kasus:
Di
kota Denpasar banyak pedagang kaki lima yang menjual berbagai makanan siap
santap kepada konsumen. Tetapi karena keterbatasan sarana dan persediaan air,
para pedagang kurang memperhatikan sanitasi dan hygiene. Di RSUP Sanglah
tercatat meningkatnya kasus diare dan hepatitis A.
Sebagai
tenaga analis kesehatan, apa yang saudara dapat lakukan untuk mengatasi hal
tersebut? (menggunakan 5 langkah metodologi komunikasi kesehatan)
Jawaban.
1. Jenis
– jenis komunikasi:
§
Komunikasi Lisan
Komunikasi
lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau
peralatan yang membatasi mereka. Komunikasi lisan ini terjadi pada saat dua
orang atau lebih saling berbicara/berdialog, pada saat wawancara, rapat,
berpidato.
Komunikasi
lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantaraan
alat seperti telepon, handphone, VoIP dan lain sebagainya karena adanya jarak
antara si pembicara dengan lawan bicara.
§
Komunikasi Tulisan
Komunikasi
tulisan adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantaraan tulisan tanpa
adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat,
jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa
surat-menyurat, sms, e-mail, dan lain sebagainya.
Komunikasi
tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk
masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat
kabar, majalah, buku-buku. Gambar dan foto pun dapat menyampaikan suatu
komunikasi secara tulisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk,
iklan dan lain sebagainya.
§
Komunikasi verbal
Komunikasi
verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal
bahasa
merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada
untuk setiap bahasa yaitu fonologi,
sintaksis,
semantik
dan pragmatis. Dimana komunikasi ini terkadang juga dalam komunikasi lisan ataupun tulisan.
§
Komunikasi nonverbal
Komunikasi
non-verbal adalah proses komunikasi
dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata.
Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat,
bahasa tubuh,
ekspresi wajah dan kontak mata,
penggunaan objek seperti pakaian,
potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol,
serta cara berbicara seperti intonasi,
penekanan, kualitas suara,
gaya emosi,
dan gaya berbicara.
Para
ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak
menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal
dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat
dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan
kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi
nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat
berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
Jenis
– jenis komunikasi non-verbal:
·
Komunikasi objek
·
Sentuhan
·
Gerak
·
Lingkungan
ª
Komunikasi Agresif
Komunikasi
agresif adalah komunikasi yang lebih didominasi oleh satu pihak, sedangkan
pihak yang lainnya hanya sebagai pendengar/pasif. Komunikasi agresif ini
biasanya bersifat mengendalikan lawan bicaranya.
Ciri-ciri
komunikasi agresif adalah :
§ Lebih
menekankan pada kemauan/kehendaknya sendiri
§ Bernada
keras dan bermusuhan
§ Menginterupsi
pembicaraan lawan bicaranya
§ Menggunakan
kata-kata yang memojokkan lawan bicara
§ Beragumentasi
dengan berbagai cara agar apa yang dikemukakannya menang
ª
Komunikasi Pasif
Komunikasi
pasif merupakan lawan dari komunikasi agresif. Pelaku komunikasi pasif biasanya
membiarkan dirinya menjadi pendengar dan tidak mampu mempertahankan pendapatnya
sendiri secara langsung.
Ciri-ciri
komunikasi pasif :
§ Lebih
banyak mendengar dan tidak mengungkapkan apa keinginan atau pikirannya
§ Mengikuti
kata-kata atau kemauan orang lain yang menjadi lawan bicaranya untuk menghindari
konflik atau keributan
§ Minta
maaf berlebihan
§ Tidak
biasa mengambil keputusan
§ Tidak
tahu apa yang sebenarnya diinginkannya
ª
Komunikasi Asertif
Komunikasi
asertif adalah komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan saling menghargai.
Komunikasi secara asertif ini tidak mementingkan dirinya sendiri namun
memperhatikan pula apa yang dibicarakan lawan bicaranya sehingga tercipta
komunikasi yang saling menjaga perasaan.
Ciri-ciri
komunikasi asertif :
§ Saling
terbuka dan jujur terhadap pendapat diri sendiri dan orang lain
§ Mendengarkan
dan memahami pendapat orang lain
§ Mencari
solusi dan keputusan secara bersama-sama
§ Menghargai
pendapat orang lain dan juga diri sendiri. Walau timbul konflik, komunikasi ini
akan mencari solusi untuk menyelesaikan konflik tersebut
2. Menurut
kasus yang terjadi, dapat diatasi dengan menggunakan 5 langkah metodologi
komunikasi kesehatan, yaitu:
· Penilaian
Dalam tahap ini,
dilakukan beberapa langkah:
ü Meninjau
sasaran
Sasaran dalam kasus ini
adalah pedagang kaki lima yang menjual berbagai makanan siap santap kepada
konsumen dimana sasaran ini tidak mengindahkan masalah hygiene dan sanitasi
dalam barang jualan mereka. Disini, dilakukan peninjauan untuk mengetahui
seberapa besar kesadaran sasaran terhadap kebersihan barang dagangannya.
Juga ditinjau tingkat
pengetahuan sasaran mengenai hygiene dan sanitasi serta seberapa banyak
informasi yang didapat sasaran mengenai hygiene dan sanitasi. Selain itu
dilakukan peninjauan mengenai usaha sasaran untuk meningkatkan hygiene dan sanitasi
pada barang dagangannya dalam kaitannya dengan keterbatasan sarana dan
ketersediaan air.
ü Melakukan
penilaian terhadap kebijaksanaan dan program yang ada
Pada tahap ini
dilakukan penilaian terhadap kebijaksaan pemerintah dan lingkungan sekitar area
sasaran berjualan yang dapat memberi manfaat untuk peningkatan hygiene dan
sanitasi. Juga program yang telah ada, apakah sudah dapat mendukung terwujudnya
hygiene dan sanitasi yang baik.
ü Mencari
lembaga atau organisasi yang potensial untuk mendukung program
Dari 2 tahap sebelumnya,
dapat ditentukan lembaga atau organisasi yang berpotensi ikut serta mendukung
program yang telah ada sehingga dapat melancarkan program tersebut.
· Perencanaan
Tahap ini dilakukan
setelah tahap penilaian selesai terlaksana. Dari tahap sebelumnya, dapat
disusun suatu tekhnik komunikasi untuk mengatasi masalah hygiene dan sanitasi
ini.
Beberapa hal yang dapat
dilakukan antara lain:
- Menentukan
tujuan dari komunikasi kesehatan ini yang erat hubungannya dengan hygiene dan
sanitasi
- Mengembangkan
pesan yang akan disampaikan kepada sasaran berdasar pada fakta yang terjadi di
lapangan, dalam hal ini, fakta mengenai meningkatnya kasus diare dan hepatitis
A di RSUP Sanglah.
- Memilih
media komunikasi sesuai tingkat pengetahuan sasaran
- Merencanakan
pendukungan untuk menjalankan program peningkatan hygiene dan sanitasi
- Menyusun
rencana kegiatan untuk melakukan komunikasi kesehatan dengan sasaran.
· Pre-test
Pada tahap ini,
dilakukan uji coba terhadap kegiatan yang telah direncanakan dengan tujuan
untuk dapat meningkatkan hygiene dan sanitasi pada sasaran. Yang berhubungan
dengan masalah keterbatasan sarana dan ketersediaan air bersih. Misalnya
menguji coba kan kebiasaan mencuci piring bekas pakai dengan sabun dan air
bersih. Setelah itu dapat dipresentasikan tingkat keberhasilannya.
· Penyampaian
Setelah melakukan uji
coba dan apabila presentasi tingkat keberhasilannya tinggi, dapat dilakukan
penyampaian kegiatan kepada sasaran berdasar pada uji coba tersebut. Dimana
disampaikan melalui pesan yang telah dikemas sedemikian rupa dan melalui media
komunikasi yang tepat sehingga dapat dimengerti dan diterapkan dengan baik oleh
sasaran dalam kegiatannya berjualan.
· Pemantauan
Ini adalah tahap untuk
memantau seberapa berhasilnya kegiatan yang telah dilakukan. Apakah sudah mampu
mencapai tujuan kegiatan yang diinginkan di awal. Dan dilihat dari pengaruhnya
terhadap konsumen terutama kasus diare dan hepatitis A. Setelah dilakukan
pemantauan apabila hasilnya belum menunjukan keberhasilan yang berarti, maka
perlu dilakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan dan tahap
diulang kembali ke perencanaan untuk kegiatan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar