1.1 Waktu dan tempat
Waktu praktikum :
-
Pertemuan I : Jumat, 17 Februari 2012
-
Pertemuan II: Kamis, 23 Februari 2012
Tempat Praktikum : Lab Bakteriologi Jurusan Analis
Kesehatan Poltekkes Denpasar
1.2 Alat dan Bahan
1.2.1
Pewarnaan Gram Preparat
Alat
|
Bahan
|
1.
Ose
2.
Pinset
3.
Api Bunsen
4.
Objek glass
5.
Rak pewarnaan
6.
Label / pensil kaca
|
1.
Biakan bakteri
2.
Carbol gentian Violet (gram I)
3.
Lugol (gram II)
4.
Alkohol 96% (gram III)
5.
Safranin (gram IV)
6.
Aquades
|
1.2.2
Pembacaan Preparat
Alat
|
Bahan
|
1.
Mikroskop
|
1.
Preparat yang telah dicat gram
2.
Oil imersi
3.
Tissue lensa
|
1.3 Prosedur kerja
1.3.1
Pewarnaan Gram Preparat
·
Pembuatan Sediaan
a.
Kaca objek diambil, lalu dibersihkan dan diberi label
(nama mhs, NIM)
b.
Ose diambil dan dipanaskan dalam api Bunsen
c.
Ditetesi sedikit aquades pada kaca objek yang akan
diletakkan kuman
d.
Tutup wadah biakan dibuka:
-
Untuk suspensi, diambil 1 ose suspense kuman
-
Untuk koloni, diambil 1 ose koloni kuman
e.
Kuman dihapuskan pada kaca objek dengan pola memutar
dari dalam keluar
f.
Kaca objek yang telah terisi kuman diletakkan dalam
posisi miring dan dikeringkan pada suhu kamar (tidak dipaksa kering)
g.
Ose dan tabung dipanaskan kembali lalu ditutup
·
Fiksasi
Fiksasi dilakukan dengan cara
mengelilingi kaca preparat pada api Bunsen sebanyak 3 kali.
·
Pewarnaan
- Preparat yang telah siap dicat, digenangi dengan cat Gram
I selama 1 menit
- Cat dibuang, lalu preparat dicuci dengan aquades
- Preparat digenangi cat Gram II selama 1 menit
Cat dibuang, lalu preparat dicuci dengan aquadesPreparat digenangi dengan cat Gram IV selama ½ – 1 menitSisa cat dibuang lalu preparat dikeringkan di udaraPreparat siap diamati dibawah mikroskop
1.3.2
Pengamatan Preparat
1.
Mikroskop disiapkan diatas meja kerja yang rata dan
kokoh
2.
Posisi duduk disesuaikan (ergonomi) yang baik agar
tidak mengganggu pemangamatan
3.
Mikroskop dihidupkan dengan menekan tombol On/Off di
mikroskop
4.
Lampu dihidupkan lalu diatur sampai terlihat 1 lapang
pandang pada lensa okuler
5.
Kaca objek diletakkan pada meja objek di mikroskop
6.
Lensa objek diatur pada posisi pembesaran 10x.
7.
Makrometer dinaikan full ke atas, lalu diturunkan
perlahan sambil objek diamati sampai menemukan lapang pandang
8.
Setelah menemukan lapang pandang focus mata kanan dan
kiri diatur dengan cincin diopter pada lensa okuler
9.
Diafragma dibuka pada posisi 70-100 sesuai kenyamanan
praktikan
10. Kondensor
dinaikan sampai mendekati meja objek
11. Objek
ditetesi minyak imersi sebanyak 1 tetes
12. Lensa
objektif diputar ke pembesaran 100x.
13. Micrometer
diatur sampai objek ditemukan dengan jelas dengan lensa okuler.
14. Bakteri
diidentifikasi: Bakteri gram positif berwarna ungu dan gram negative berwarna
merah.
BAB IV
PEMBAHASAN
1.1 Data Hasil Pengamatan
·
Pewarnaan Gram Preparat
Sebelum diwarnai Setelah diwarna
Preparat tidak berwarna Preparat
berwarna merah
·
Pengamatan Preparat
Preparat
1 Preparat
2
Ciri – ciri : Ciri
– ciri:
Bentuk : Cocus, sthaphylococus Bentuk : basil
Warna : Merah Warna : merah
Sifat : Bakteri Gram Negatif Sifat : Bakteri gram negatif
Penataan: Bergerombol Penataan:
Bergerombol
1.2 Pembahasan
Bakteri
Bakteri adalah domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak memiliki
membran inti (prokariota). Bakteri memiliki ciri-ciri antara lain tidak
memiliki membran inti, tidak memiliki organel bermembran, memiliki dinding sel
peptidoglikan, dan materi asam nukleatnya berupa plasmid. Bakteri dapat
dikelompokan berdasarkan pewarnaanya. Misalnya dengan metode pewarnaan gram,
bakteri dibagi menjadi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
-
Bakteri
Gram positif mempunyai susunan dinding yang kompak dengan lapisan peptidoglikan
yang terdiri dari 30 lapisan. Permeabilitas dinding sel kurang, dan kompleks
kristal yodium tidak dapat keluar.
-
Bakteri
Gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis, hanya 1 – 2 lapisan
dan susunan dinding selnya tidak kompak. Permeabilitas dinding sel lebih besar
sehingga masih memungkinkan terlepasnya kompleks kristal yodium.
Pewarnaan Gram Preparat
Bakteri umumnya tidak memiliki pigmen sehingga tidak
berwarna dan hampir tidak kelihatan karena tidak kontras dengan medium dimana
mereka hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pewarnaan agar bakteri tampak
jelas bila diamati dengan mikroskop. Dalam pengamatan ini, digunakan tehnik
pewarnaan gram untuk mewarnai bakteri yang diambil dari koloni bakteri pada
media SSA (Salmonella shigela Agar)
dan MCA (Mac Conkey Agar).
Pewarnaan
Gram merupakan salah satu langkah awal mengidentifikasi sel bakteri yang
memisahkan bakteri menjadi 2 kelompok yaitu bakteri Gram positif (berwarna
ungu/biru) dan bakteri Gram negatif (berwarna merah). Perbedaan 2 kelompok
bakteri ini didasarkan pada kemampuan sel menahan (mengikat) warna ungu dari
kristal violet selama proses dekolorisasi oleh alkohol.
Reagen-reagen yang digunakan dalam pewarnaan
gram adalah:
1.
Larutan
Carbol gentian Violet (1 tetes) sebagai cat utama yang akan diikat oleh
peptidoglikan bakteri.
2.
Lugol/Iodin
(1 tetes) sebagai mordan untuk mengintensifkan cat utama
3.
Ethanol
96% (secukupnya sampai cat utama luntur), sebagai bahan peluntur untukk
melunturkan cat utama
4.
Safranin/fuchsin
(1 tetes) sebagai cat penutup untuk mewarnai kembali sel-sel yang sudah
kehilangan warna cat utamanya
Pada saat pemberian larutan cat
kristal violet, bakteri gram positif dan negatif sama-sama berwarna ungu. Saat
ditetesi lugol, pada gram positif terbentuk kompleks lugol kristal violet
sehingga sel berwarna biru, demikian juga gram negatif. Namun setelah pencucian
dengan etanol warna ungu yang diikat oleh bakteri gram negatif luntur, sedangkan
pada bakteri gram positif tidak. Pada gram negatif lemak terekstraksi dari
dinding sel sehingga pori membesar dan kompleks violet kristal-lugol keluar
sel, sedangkan pada gram positif dinding sel dehidrasi, pori berkerut dan
permeabilitas rendah sehingga kompleks violet kristal-lugol terperangkap antara
dinding sel dan membran sitoplasma sehingga sel tetap biru/ungu. Saat
penambahan safranin, bakteri gram negatif mengikatnya sedangkan gram positif
melewatkannya.
Sebelum dilakukan pewarnaan
preparat, dilakukan tahap fiksasi yang dimana bertujuan untuk:
- Melekatkan bakteri pada objek
- Mematikan / menonaktifkan
mikroorganisme (bakteri)
- Mengawetkan mikroorganisme yang ada
di atas slide.
Keuntungan dan kerugian dari
pewarnaan gram preparat:
Kelebihan :
1. Pengecatan Gram penting sebagai pedoman awal untuk
memutuskan terapi antibiotik, sebelum tersedia bukti definitif bakteri penyebab
infeksi (kultur dan tes kepekaan bakteri terhadap antibiotik). Hal ini karena bakteri Gram positif dan
negatif mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap berbagai jenis antibiotika.
2. Kadang-kadang morfologi bakteri yang telah dicat Gram
mempunyai makna diagnostik. Misalnya pada pemeriksaan Gram ditemukan Gram
negatif diplococci intraseluler dari spesimen pus (nana) uretral, maka
memberikan presumptive
diagnosis untuk penyakit infeksi gonore.
Kekurangan :
Pengecatan Gram memerlukan mikroorganisme dalam jumlah
banyak yakni lebih dari 104 per ml.
Sampel yang cair dengan jumlah kecil mikroorganisme misalnya cairan
serebrospinal, memerlukan prosedur sentrifuge dulu untuk mengkonsentrasikan
mikroorganisme tersebut. Pellet (endapan
hasil sentrifuge) kemudian dilakukan pengecatan untuk diperiksa secara
mikroskopis.
Pengamatan
Preparat
Pengamatan dengan mikroskop harus
dilakukan dengan hati – hati dan teliti, hal ini karena pengamatan berhubungan
dengan benda yang mahal dan rawan kerusakan. Posisi duduk dan pengaturan
mikroskop sangat mempengaruhi ketelitian dari praktikan.
Saat pengamatan bakteri dengan mikroskop,
dapat diamati 4 hal, yaitu:
· Bentuk
Morfologi mikroskopik adalah
karakteristik bakteri yang dilihat melalui pengamatan dibawah mikroskop. Bentuk
bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe, yaitu :
1. Bentuk batang / basil.
Dibedakan
atas:
- Basil tunggal, berupa batang
tunggal, contohnya Escherchia coli dan Salmonella typi.
- Diplobasil; berbentuk batang
bergandengan dua – dua.
- Streptobasil; berupa batang
bergandengan seperti rantai, contohnya Streptobacillus moniliformis dan
Azotobacter sp.
2. Bentuk bulat / kokus
Bakteri
berbentuk bulat (kokus = sferis/tidak bulat betul) dibagi mejadi bentuk –
bentuk sebagai berikut:
- Monokokus,berbentuk bulat, satu
– satu, contohnya Monococcus gonorhoe.
- Diplokokus, bentuknya bulat
bergandengan dua – dua, misalnya Diplococcus pneumonia.
- Streptokokus, memiliki bentuk bulat
bergandengan seperti rantai, sebagai hasil pembelahan sel kesatu atau dua arah
dalam satu garis.
- Tetrakokus, berbentuk bulat
terdiri 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar sebagai hasil pembelahan
sel kedua arah.
- Sarkina, berbentuk bulat
terdiri atas 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil pembelahan
sel ketiga arah, contohnya Sarcia sp.
- Stafilokokus, berbentuk bulat,
tersusun seperti kelompok buah anggur sebagai hasil pembelahan sel ke segala
arah.
- Mikrococcus,
jika kecil dan tunggal
3. Bentuk spiral / spirilium.
Di
bagi menjadi:
- Koma (vibrio); berbentuk lengkungan kurang
dari setengah lingkaran, contoh nya Vibrio coma, penyebab penyakit kolera.
- Spiral; berupa lengkunagn
lebih dari setengah lingkaran , contohnya Spirillium minor yang menyebabkan
demam dengan perantara gigitan tikus atau hewanpengerat lainnya.
- Spiroooseta; berupa spiral yang
halus dan lentur, contohnya Treponema pallisum, penyebab penyakit sifilis.
· Warna dan sifat
Dalam pengamatan ini, bakteri
diidentifikasikan ke dalam kelompoknya berdasarkan perubahan warnanya.
-
Bakteri
gram positif berwarna ungu
-
Bakteri
gram negative berwarna merah
· Penataan
Bakteri dalam pengamatan ini,
ditemukan bergerombol atau berkoloni. Variasi bakteri atau
koloni bakteri dipengaruhi oleh arah pembelahannya, umur, dan syarat
pertumbuhan tertentu misalkan makanan, suhu, dan keadaan yang tidak
menguntungkan bakteri.