Jumat, 24 Februari 2012

Arti Cinta

Apakah tanganmu tak dapat berhenti memegang dan menyentuhnya?
Itu bukanlah cinta, tapi birahi.
Apakah kamu bangga dan selalu ingin memamerkannya pada semua orang?
Itu bukanlah cinta, tapi  kamu sedang mujur
Apakah kamu menginginkannya karena kamu tau dia akan selalu disampingmu?
Itu bukanlah cinta, tapi kesepian
Apakah kamu masih bersama dia karena semua orang menginginkannya?
Itu bukanlah cinta, tapi kesetiaan.
Apakah kamu menerima pernyataan cintanya karena kamu tak mau menyakiti hatinya?
Itu bukanlah cinta, tapi rasa kasihan.
Apakah kamu bersedia memberikan semua yang kamu suka untuk dia?
Itu bukan cinta, tapi kemurahan hati.
Apakah kamu cemburu bila dia bicara dengan wanita/laki-laki lain?
Itu bukan cinta,tapi takut kehilangan
Apakah kamu mengatakan padanya kalau dia satu - satunya yang kamu pikirkan?
Itu bukanlah cinta, tapi GOMBAL!
Apakah kamu masih bersamanya karena campuran rasa nyeri dan kegembiraan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata - kata?
Itulah yang disebut cinta
Apakah kamu masih menerima kesalahannya karena itu bagian dari kepribadiannya?
Itulah cinta
Apakah kamu tertarik dengan orang lain tapi masih setia bersamanya?
Itulah cinta
Apakah kamu rela memberikan hatimu, kehidupanmu dan kematianmu?
Itulah cinta
Apakah hatimu tercabik bila dia sedang sedih?
Itulah cinta
Apakah kamu ikut terluka bila ia sedang sakit?
Itulah cinta
Apakah kamu selalu ingin menyentuhnya, memeluknya karena kamu sayang padanya?
Itulah cinta
Apakah matanya melihat hatimu yang sesungguhnya dan menyentuh jiwamu secara dalam sekali sampai terasa nyeri?
Itulah cinta

Cinta memang merupakan sesuatu yang ABSTRAK, tapi yang terpenting cintailah dia karena itu adalah sesuatu yang dianugerahkan oleh Tuhan.
Terimalah pasanganmu dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Cinta itu harus saling memberi dan menerima dengan segala keikhlasan hati.

Anti Galau Setelah Putus Cinta

Jangan sampai perpisahanmu dengan mantan kekasih mengakibatkan kesedihan yang berlarut-larut juga stres yang berkepanjangan. Kamu harus bangkit dan kembali menjalani hidup. Ini kiatnya.

Menerima
Yang pertama kali harus kamu lakukan adalah menerima keputusan yang sudah dibuat. Saat memutuskan berpisah, kamu dan mantan kekasih pasti sudah melewati banyak fase dan memiliki beragam pertimbangan. Untuk itu terimalah keadaan ini.

Jaga jarak
Hal ini bukan bertujuan untuk memutuskan tali silaturahmi. Namun setelah putus, sebaiknya kamu dan kekasih menjaga jarak terlebih dahulu. Kondisi emosional kamu dan dia belum stabil. Jangan sampai pertemuan-pertemuan yang tidak perlu justru membuat kamu dan mantan membuat keputusan yang akan disesali nantinya.

Berhenti menyalahkan
Kondisi emosional akan terus terganggu jika kamu terus-menerus membahas kesalahan mantan ataupun kesalahan kamu sendiri. Jangan lagi terpaku pada masa lalu. Jika memang ada kesalahan yang kamu perbuat di hubungan yang lalu, jangan lagi menyalahkan diri sendiri. Perbaikilah dirimu agar sukses menjalankan hubungan di masa mendatang.

Nikmati kesendirian
Jangan terburu-buru memulai hubungan yang baru. Jangan pernah memulai hubungan karena alasan kesepian. Cobalah nikmati kesendirianmu terlebih dahulu. Inilah saatnya kamu menikmati waktu dengan para sahabat juga keluarga. Terburu-buru memiliki hubungan baru justru memperbesar risiko kamu mengulangi kesalahan yang sama.
Jangan balas dendam
Balas dendam adalah salah satu tanda bahwa kamu belum rela melepaskan mantan. Lagi pula, tujuan balas dendam hanya akan menyakiti diri kamu sendiri. Berusaha membuat mantan cemburu dan sebagainya hanya akan membuat kesedihan kamu makin berlarut-larut.

Menjalankan hobi
Jika sebelumnya waktumu habis untuk berduaan dengan pasangan saja, inilah waktunya melakukan hal-hal yang kamu sukai tanpa memikirkan perasaannya. kamu bisa bersepeda, menyelam, atau sekedar menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan untuk melepas stres.

Bersyukur
Ini mungkin terdengar aneh, tapi yakinlah bahwa perpisahan mungkin jalan terbaik bagi kamu dan mantan untuk saat ini. Seperti yang telah ditulis pada poin pertama, keputusan berpisah bukanlah keputusan terburu-buru, melainkan sudah dipikirkan baik-baik. Mungkin saja perpisahan ini adalah jalan untuk mendapatkan seseorang yang lebih baik.

Bagaimanapun, perpisahan jangan dijadikan alasan untuk menarik diri dari kehidupan sosial. Perpisahan juga bukan alasan untuk “mengobral” diri kepada siapa pun yang kamu anggap menarik. Percayalah, segala sesuatu terjadi karena sebuah alasan.
Jika kamu merasa perpisahan kali ini sangat menyakitkan, yakinlah, waktu yang akan menyembuhkan perasaanmu.

Jenis Komunikasi


Nama   : Luh Gede Yoni Asta Suri
NIM    : P07134011007
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Denpasar
Tugas Komunikasi

Soal.
1.      Jelaskan pengertian dari jenis – jenis komunikasi yang ada!
2.      Studi Kasus:
Di kota Denpasar banyak pedagang kaki lima yang menjual berbagai makanan siap santap kepada konsumen. Tetapi karena keterbatasan sarana dan persediaan air, para pedagang kurang memperhatikan sanitasi dan hygiene. Di RSUP Sanglah tercatat meningkatnya kasus diare dan hepatitis A.
Sebagai tenaga analis kesehatan, apa yang saudara dapat lakukan untuk mengatasi hal tersebut? (menggunakan 5 langkah metodologi komunikasi kesehatan)

Jawaban.
1.      Jenis – jenis komunikasi:
§      Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka. Komunikasi lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.
Komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantaraan alat seperti telepon, handphone, VoIP dan lain sebagainya karena adanya jarak antara si pembicara dengan lawan bicara.
§      Komunikasi Tulisan
Komunikasi tulisan adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, e-mail, dan lain sebagainya.
Komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku. Gambar dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara tulisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan dan lain sebagainya.
§      Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis. Dimana komunikasi ini terkadang juga dalam komunikasi lisan ataupun tulisan.
§      Komunikasi nonverbal
Komunikasi non-verbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
Jenis – jenis komunikasi non-verbal:
·         Komunikasi objek
·         Sentuhan
·         Gerak
·         Lingkungan
ª      Komunikasi Agresif
Komunikasi agresif adalah komunikasi yang lebih didominasi oleh satu pihak, sedangkan pihak yang lainnya hanya sebagai pendengar/pasif. Komunikasi agresif ini biasanya bersifat mengendalikan lawan bicaranya.
Ciri-ciri komunikasi agresif adalah :
§  Lebih menekankan pada kemauan/kehendaknya sendiri
§  Bernada keras dan bermusuhan
§  Menginterupsi pembicaraan lawan bicaranya
§  Menggunakan kata-kata yang memojokkan lawan bicara
§  Beragumentasi dengan berbagai cara agar apa yang dikemukakannya menang
ª      Komunikasi Pasif
Komunikasi pasif merupakan lawan dari komunikasi agresif. Pelaku komunikasi pasif biasanya membiarkan dirinya menjadi pendengar dan tidak mampu mempertahankan pendapatnya sendiri secara langsung.
Ciri-ciri komunikasi pasif :
§  Lebih banyak mendengar dan tidak mengungkapkan apa keinginan atau pikirannya
§  Mengikuti kata-kata atau kemauan orang lain yang menjadi lawan bicaranya untuk menghindari konflik atau keributan
§  Minta maaf berlebihan
§  Tidak biasa mengambil keputusan
§  Tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkannya
ª      Komunikasi Asertif
Komunikasi asertif adalah komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan saling menghargai. Komunikasi secara asertif ini tidak mementingkan dirinya sendiri namun memperhatikan pula apa yang dibicarakan lawan bicaranya sehingga tercipta komunikasi yang saling menjaga perasaan.
Ciri-ciri komunikasi asertif :
§  Saling terbuka dan jujur terhadap pendapat diri sendiri dan orang lain
§  Mendengarkan dan memahami pendapat orang lain
§  Mencari solusi dan keputusan secara bersama-sama
§  Menghargai pendapat orang lain dan juga diri sendiri. Walau timbul konflik, komunikasi ini akan mencari solusi untuk menyelesaikan konflik tersebut
2.      Menurut kasus yang terjadi, dapat diatasi dengan menggunakan 5 langkah metodologi komunikasi kesehatan, yaitu:
·      Penilaian
Dalam tahap ini, dilakukan beberapa langkah:
ü Meninjau sasaran
Sasaran dalam kasus ini adalah pedagang kaki lima yang menjual berbagai makanan siap santap kepada konsumen dimana sasaran ini tidak mengindahkan masalah hygiene dan sanitasi dalam barang jualan mereka. Disini, dilakukan peninjauan untuk mengetahui seberapa besar kesadaran sasaran terhadap kebersihan barang dagangannya.
Juga ditinjau tingkat pengetahuan sasaran mengenai hygiene dan sanitasi serta seberapa banyak informasi yang didapat sasaran mengenai hygiene dan sanitasi. Selain itu dilakukan peninjauan mengenai usaha sasaran untuk meningkatkan hygiene dan sanitasi pada barang dagangannya dalam kaitannya dengan keterbatasan sarana dan ketersediaan air.
ü Melakukan penilaian terhadap kebijaksanaan dan program yang ada
Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap kebijaksaan pemerintah dan lingkungan sekitar area sasaran berjualan yang dapat memberi manfaat untuk peningkatan hygiene dan sanitasi. Juga program yang telah ada, apakah sudah dapat mendukung terwujudnya hygiene dan sanitasi yang baik.
ü Mencari lembaga atau organisasi yang potensial untuk mendukung program
Dari 2 tahap sebelumnya, dapat ditentukan lembaga atau organisasi yang berpotensi ikut serta mendukung program yang telah ada sehingga dapat melancarkan program tersebut.
·      Perencanaan
Tahap ini dilakukan setelah tahap penilaian selesai terlaksana. Dari tahap sebelumnya, dapat disusun suatu tekhnik komunikasi untuk mengatasi masalah hygiene dan sanitasi ini.
Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
-       Menentukan tujuan dari komunikasi kesehatan ini yang erat hubungannya dengan hygiene dan sanitasi
-       Mengembangkan pesan yang akan disampaikan kepada sasaran berdasar pada fakta yang terjadi di lapangan, dalam hal ini, fakta mengenai meningkatnya kasus diare dan hepatitis A di RSUP Sanglah.
-       Memilih media komunikasi sesuai tingkat pengetahuan sasaran
-       Merencanakan pendukungan untuk menjalankan program peningkatan hygiene dan sanitasi
-       Menyusun rencana kegiatan untuk melakukan komunikasi kesehatan dengan sasaran.
·      Pre-test
Pada tahap ini, dilakukan uji coba terhadap kegiatan yang telah direncanakan dengan tujuan untuk dapat meningkatkan hygiene dan sanitasi pada sasaran. Yang berhubungan dengan masalah keterbatasan sarana dan ketersediaan air bersih. Misalnya menguji coba kan kebiasaan mencuci piring bekas pakai dengan sabun dan air bersih. Setelah itu dapat dipresentasikan tingkat keberhasilannya.
·      Penyampaian
Setelah melakukan uji coba dan apabila presentasi tingkat keberhasilannya tinggi, dapat dilakukan penyampaian kegiatan kepada sasaran berdasar pada uji coba tersebut. Dimana disampaikan melalui pesan yang telah dikemas sedemikian rupa dan melalui media komunikasi yang tepat sehingga dapat dimengerti dan diterapkan dengan baik oleh sasaran dalam kegiatannya berjualan.
·      Pemantauan
Ini adalah tahap untuk memantau seberapa berhasilnya kegiatan yang telah dilakukan. Apakah sudah mampu mencapai tujuan kegiatan yang diinginkan di awal. Dan dilihat dari pengaruhnya terhadap konsumen terutama kasus diare dan hepatitis A. Setelah dilakukan pemantauan apabila hasilnya belum menunjukan keberhasilan yang berarti, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan dan tahap diulang kembali ke perencanaan untuk kegiatan yang lebih baik.

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3


TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Standarisasi EDTA dengan CaCO3

I.                Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar

II.             Tujuan
1.      Mahasiswa dapat membuat larutan baku EDTA 0,01 M yag diperlukan untuk titrasi
2.      Mahasiswa dapat melakukan pembakuan EDTA dengan larutan CaCO3.

III.          Prinsip
Bila etilen diamine tetra asetat (EDTA) ditambahkan ke dalam suatu larutan dari kation logam tertentu, maka akan membentuk kompleks khelat yang mudah larut.
Bila sejumlah kecil zat warna seperti Eriochrom Blact T atau Calmigite ditambahkan pada larutan menjadi merah anggur.
Apabila EDTA ditambahkan pada larutan tersebut, kalsium dan magnesium akan dikomplekskan, maka larutan berubah dari merah anggur menjadi biru, menandakan titik akhir titrasi. Untuk menghasilkan titik akhir titrasi yang baik diperlukan adanya ion magnesium.
Ketajaman titik akhir titrasi meningkat dengan bertambahnya pH. pH 10,0 + 0,1 adalah pH yang memberikan hasil yang memuaskan.
Batas waktu 5 menit dimaksudkan untuk mengatur lamanya titrasi guna memperkecil kemungkinan pengendapan CaCO3.

IV.          Dasar Teori
Analisis kualitatif untuk zat – zat anorganik yang mengandung ion – ion logam seperti aluminium, bismuth, kalium, magnesium, dan zink. Dengan cara gravimeteri memakan waktu yang lama, karena prosedurnya meliputi pengendapan, penyaringan, pencucian dan pengeringan atau pemijaran sampai bobot konstan.
 Sekarang telah ditemukan prosedur titrimetri yang baru disebut titrasi kompleksometri. Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa. Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.
Kelatometri dalam perkembangan analisis kimia sempat mengalami kemunduran karena kelemahan-kelemahannya serta karena adanya cara-cara baru yang lebih baik. Akan tetapi hal ini diperbaiki dengan berkembangnya penelitian-penelitian tentang pengkelat polidentat. Perhatian baru terhadap kompleksiometri ini diawali oleh Schawazenbach tahun 1954, ia menyadari bahwa potensi pengkelat dalam analisis volumetrik sangat baik. Ahli kimia asal Swiss in mengkhususkan perhatiannya pada penggunaan asam-asam aminopolikarboksilat, salah satunya Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA). Faktor-faktor yang membuat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetri antara lain:
1) Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam,
2) Kestabilannya dalam membentuk kelat sangat konstan sehingga reaksi berjalan sempurna (kecuali dengan logam alkali)
3) Dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam
4) Telah dikembangkan indikatornya secara khusus
5) Mudah diperoleh bahan baku primernya
6) Dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk standardisasi. Faktor-faktor inilah yang membuat syarat-syarat untuk titrasi telah terpenuhi dengan baik jika menggunakan EDTA.
Prinsip dan dasar reaksi dalam penentuan ion – ion logam secara titrasi kompleksometri umumnya digunakan komplekson III (EDTA) sebagai zat pembentuk kompleks khelat, dimana EDTA bereaksi dengan ion logam yang polivalen seperti Al+3, Bi+3, Ca+3, dan Cu+3 membentuk senyawa atau kompleks khelat yang stabil dan larut dalam air.

V.             Alat dan Bahan
Alat
Bahan
-    Buret 50 ml
-    Pipet volume 10 ml
-    Pipet Ukur 5 ml
-    Gelas beaker 50 dan 250 ml
-    Spatula
-    Batang pengaduk
-    Ball pipet
-    Neraca analitik
-    Corong
-    Kompor listrik
-    Asbes
-    Mortal & pestle
-    Gelas ukur
-    Labu ukur 250 ml dan 500 ml
-    Labu Erlenmeyer
-       etilen diamine tetra asetat (EDTA)
-       Larutan dapar (MgSO4.7H2O,NH4Cl,NH4OH)
-       Indikator Eriochrom Blact T (EBT)
-       NaOH 1 N
-       Indikator murexid
-       Serbuk kalsium karbonat (CaCO3) 0,01 N
-       HCl
-       NH4OH 3N
-       Aquades steril
-       pH stick

VI.          Cara Kerja
1.      Prosedur Titran Baku EDTA 0,01 M:
1,8615 g EDTA (p.a) dilarutkan dalam air suling dan diencerkan sampai 500 ml.
2.      Pembuatan larutan baku Kalsium Karbonat (CaCO3) :
-       0,25 g serbuk kalsium karbonat (CaCO3) anhidrat (baku primer atau reagen khusus yang rendah kandungan logam berat, alkali dan magnesium) ditimbang dalam gelas beaker 50 ml
-       Diencerkan sedikit demi sedikit dengan aquades lalu dimasukkan dalam gelas beaker 250 ml dengan bantuan corong
-       Ditambahkan aquades 200 ml lalu ditambahkan HCl (1 : 1) sedikit demi sedikit sampai semua CaCO3 larut
-       Larutan dididihkan selama beberapa menit untuk mengusir CO2
-       Setelah dingin ditambah beberapa tetes indicator NH4OH 3N atau HCl (1:1) secukupnya sampai larutan berwarna jingga
-       Larutan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 250 ml dan diencerkan sampai tepat 250 ml dengan aquades.
1 ml = 1 mg CaCO3
3.      Pembuatan larutan dapar :
Dilarutkan 1,179 g garam dinatrium dari EDTA dihidrat (p.a) 780 mg magnesium sulfat (MgSO4.7H2O) dalam 50 ml aquades. Larutan ini ditambahkan 16,9 g Ammonium klorida (NH4Cl) dalam 143 ml ammonium hidroksida (NH4OH) pekat, sambil diaduk dan diencerkan sampai 250 ml aquades.
4.      Pembuatan indicator EBT :
-       0,5 g EBT ditimbang
-       100 g NaCl ditimbang
-       Keduanya digerus sampai homogen
5.      Pembuatan indicator Murexid :
-       Ditimbang 100 g NaCl
-       Ditimbang 0,2 g murexid
-       Keduanya digerus sampai homogen
6.      Prosedur standarisasi EDTA 0,01 M :
-       10 ml larutan CaCO3 dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer
-       Ditambahkan 1 – 2  ml larutan dapar, lalu pH dicek 10,0 + 0,1
-       Ditambah kan indicator EBT sepucuk ujung sendok, lalu dikocok.
-       Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna merah  anggur menjadi biru

VII.       Hasil Pengamatan
Sebelum ditambahkan indicator, larutan CaCO3 berwarna bening. Setelah diberi indicator EBT larutan menjadi berwarna merah anggur. Setelah larutan titrat berubah menjadi warna biru, titrasi dihentikan. Volume titran dicatat sebagai vol. titrasi.
Perhitungan.
Hasil titrasi EDTA dengan CaCO3 :                            pH larutan dapar = 10
Vol. titrasi 1 : 9,3 ml
Vol. titrasi 2 : 9,1 ml
Vol. titrasi 3 : 9,1 ml
Vol. titrasi rata – rata : 9,167 ml
10 ml CaCO3 = 9,167 ml EDTA
1 ml EDTA =  = 1,09 ml CaCO3
Jadi 1 ml EDTA digunakan untuk standarisasi 1,09 ml CaCO3.
Pemeriksaan ulang
V CaCO3 x M CaCO3 = V EDTA x M EDTA
    10     x    0,01    =   9,167 x M EDTA
                M EDTA   =  = 0,0109 M
VIII.    Pembahasan
Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa. Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks. Dalam hal ini titran larutan EDTA 0,01 M dan titrat larutan CaCO3 saling mengompleks dengan bantuan indicator warna EBT.
Dalam pengamatan ini dilakukan analisa terhadap logam Ca+3, sehingga untuk memudahkan analisanya maka digunakan metode titrasi kompleksometri yang menggunakan titran EDTA karena larutan ini sangat mudah bereaksi dengan banyak ion logam. Selain itu EDTA mudah membentuk kelat yang dapat larut dalam air sehingga reaksi dapat berjalan sempurna.
Perubahan warna dari merah anggur (karena pemberian indicator EBT) menjadi warna biru karena ion kalsium dari larutan CaCO3 dengan ion magnesium dari larutan dapar mengkompleks saat terjadi reaksi dengan larutan EDTA.
Untuk pembuatan larutan CaCO3, ditambahkan HCl (1:1) yang artinya, HCl dilarutkan terlebih dahulu dengan aquades pada perbandingan volume yang sama, misalnya, dilarutkan dalam 3 ml aquades maka volume HCl juga 3 ml, setelah itu ditambahkan ke larutan CaCO3 untuk membuat CaCO3 melarut sempurna. Namun dalam pengamatan ini, karena factor kelarutan CaCO3 berada dalam keadaan jenuh, sehingga, pada awalnya, CaCO3 dapat larut namun, semakin lama CaCO3 tidak dapat melarut lagi karena sudah berada pada titik jenuh. Sehingga ditambahkan HCl karena ion dalam CaCO3 bisa seimbang dengan tambahan asam kuat seperti HCl.
Ketika kalsium karbonat dipanaskan dalam wadah tertutup, akan terjadi kesetimbangan heterogen (heterogeneus equilibrium), reaksi reversibel yang melibatkan reaktan dan produk yang fasanya berbeda. Kesetimbangan yg terjadi menghasilkan CO2, reaksinya sebagai berikut:
CaCO3 (s)      CaO (s) + CO2 (g)
Dalam standarisasi ini ingin diketahui perandingan volume dari EDTA dan CaCO3 untuk selanjutnya digunakan dalam pemeriksaan kadar ion kalsium dalam suatu larutan sampel.
Dalam perhitungan, dilakukan pemeriksaan ulang dari molaritas EDTA guna memastikan hasil perhitungan dari vol titrasi. Agar pada pemeriksaan berikutnya titrasi dapat berlangsung dengan baik. Dalam pengamatan ini, didapat perbandingan untuk 1 ml EDTA sebanding dengan 1,09 ml CaCO3. Dimana perbandingannya tidak terlalu jauh.

IX.          Simpulan
1.      Untuk standarisasi EDTA dengan larutan CaCO3 digunakan titrasi dengan metode kompleksometri karena EDTA dapat bereaksi sempurna dengan ion logam pada CaCO3 dengan menggunakan indicator EBT.
2.      Larutan EDTA digunakan sebanyak 9,167 ml untuk titrasi 10 ml CaCO3.
3.      Titik akhir titrasi terjadi saat larutan CaCO3 berubah warna dari merah anggur menjadi biru.

X.             Saran
Praktikum ini sudah berjalan dengan baik, tertib dan lancar. Dengan partisipasi penuh dari semua dosen pembimbing. Namun, perlu ditingkatkan kedisiplinan dari seluruh praktikan dalam menjalankan praktikum agar praktikum lebih lancar lagi. Diperlukan juga pengarahan sebelum praktikum sehingga praktikan lebih memahami apa yang akan dilakukan.

XI.          Daftar Pustaka
Satuan Acara Praktikum Kimia Analitik (Semester II), Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Analis Kesehatan 2012


Denpasar, 21 Februari 2012
            Praktikan


  Luh Gede Yoni Asta Suri


















Lembar Pengesahan

Pembimbing I                                                              Pembimbing II



Dra. Rahmawati B, M.Si ., Apt                                 Ni Made Marwati, S.Pd., ST, M.Si




Pembimbing III                                                           Pembimbing IV



Nur Habibah, S.Si                                                      A.A. Ngurah Putra RP, S.Farm., Apt




TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Standarisasi EDTA dengan CaCO3



logo poltekkes


Nama     : Luh Gede Yoni Asta Suri
NIM       : P07134011007



KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2012